Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Mulakan Dengan

Mutiara Kata Dr Yusuf Al-Qaradhawi

Sesungguhnya dalam kehidupan ini ada manusia yang mati sebelum datang ajalnya, kerana masa yang ada dalam kehidupannya itu sama sekali tidak memberikan manfaat dan faedah samada bagi dirinya ataupun orang lain, sementara itu ada manusia-manusia yang terus hidup meskipun ajalnya telah sampai menjemput, kerana masa yang ada dalam hidupnya berjaya digunakan untuk melakukan perkara-perkara yang berfaedah sama ada untuk dirinya atau masyarakat ramai berupa warisan ilmu pengetahuan, anak-anak soleh atau para murid yang bertaburan di pelbagai tempat untuk melanjutkan misi perjuangan atas dunia ini. Perjuangan yang berlanjutan itu menjadikan seolah-olah ia masih hidup dan bergerak dibuka bumi, meskipun jasadnya sudah lama dikandung tanah

Maksud Hadis

Maksud Hadis

Sebelum Menafsirkan Al-Quran, Kuasai Dulu 15 Bidang Ilmu

Saturday 5 November 2016


SEBELUM ANDA INGIN MENAFSIRKAN AL QUR’AN,KUASAI DULU 15 BIDANG ILMU BERIKUT INI :
1. Ilmu Lughat (filologi), yaitu ilmu untuk mengetahui arti setiap kata al Quran. Mujahid rah.a. berkata, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka tidak layak baginya berkomentar tentang ayat-ayat al Quran tanpa mengetahui ilmu lughat. Sedikit pengetahuan tentang lughat tidaklah cukup karena kadangkala satu kata mengandung berbagai arti. Jika mengetahui satu atau dua arti, tidaklah cukup. Bisa jadi kata itu mempunyai arti dan maksud yang berbeda.
.
2. Ilmu Nahwu (tata bahasa), Sangat penting mengetahui ilmu Nahwu, karena sedikit saja I’rab (bacaan akhir kata) berubah akan mengubah arti perkataan itu. Sedangkan pengetahuan tentang I’rab hanya didapat dalam ilmu Nahwu.
.
3. Ilmu Sharaf (perubahan bentuk kata), Mengetahui Ilmu sharaf sangat penting, karena perubahan sedikit bentuk suatu kata akan mengubah maknanya. Ibnu Faris berkata, “Jika seseorang tidak mempunyai ilmu sharaf, berarti ia telah kehilangan banyak hal.” Dalam Ujubatut Tafsir, Syaikh Zamakhsyari rah.a. menulis bahwa ada seseorang yang menerjemahkan ayat al Quran yang berbunyi:
“(Ingatlah) pada suatu hari (yang pada hari itu) kami panggil setiap umat dengan pemimpinya. “(Qs. Al Isra [17]:71)
Karena ketidaktahuannya tentang ilmu sharaf, ia menerjemahkan ayat itu seperti ini:“pada hari ketika manusia dipanggil dengan ibu-ibu mereka.” Ia mengira bahwa kata ‘imaam’ (pemimpin) yang merupakan bentuk mufrad (tunggal) adalah bentuk jamak dari kata ‘um’ (ibu). Jika ia memahami ilmu sharaf, tidak mungkin akan mengartikan ‘imaam’ sebagai ibu-ibu.
.
4. Imu Isytiqaq (akar kata, Mengetahui ilmu isytiqaq sangatlah penting. Dengan ilmu ini dapat diketahui asal-usul kata. Ada beberapa kata yang berasal dari dua kata yang berbeda, sehingga berbeda makna. Seperti kata ‘masih’ berasal dari kata ‘masah’ yang artinya menyentuh atau menggerakkan tangan yang basah ke atas suatu benda, atau juga berasal dari kata ‘masahat’ yang berarti ukuran.
.
5. Ilmu Ma’ani, Ilmu ini sangat penting di ketahui, karena dengan ilmu ini susunan kalimat dapat di ketahui dengan melihat maknanya.
.
6. Ilmu Bayaan, Yaitu ilmu yang mempelajari makna kata yang zhahir dan yang tersembunyi, juga mempelajari kiasan serta permisalan kata.
.
7. Ilmu Badi’, yakni ilmu yang mempelajari keindahan bahasa. Ketiga bidang ilmu di atas juga di sebut sebagai cabang ilmu balaghah yang sangat penting dimiliki oleh para ahli tafsir. Al Quran adalah mukjizat yang agung, maka dengan ilmu-ilmu di atas, kemukjizatan al Quran dapat di ketahui.
.
8. Ilmu Qira’at, Ilmu ini sangat penting dipelajari, karena perbedaan bacaan dapat mengubah makna ayat. Ilmu ini membantu menentukan makna paling tepat di antara makna-makna suatu kata.
.
9. Ilmu Aqa’id, Ilmu yang sangat penting di pelajari ini mempelajari dasar-dasar keimanan, kadangkala ada satu ayat yang arti zhahirnya tidak mungkin diperuntukkan bagi Allah swt. Untuk memahaminya diperlukan takwil ayat itu, seperti ayat:
“Tangan Allah di atas tangan mereka.” (Qs. Al Faht 48]:10)
.
10. Ushu l Fiqih, Mempelajari ilmu ushul fiqih sangat penting, karena dengan ilmu ini kita dapat mengambil dalil
dan menggali hukum dari suatu ayat.
.
11. Ilmu Asbabun-Nuzul, Yaitu ilmu untuk mengetahui sebab-sebab turunnya ayat al Quran. Dengan mengetahui sebab-sebab turunnya, maka maksud suatu ayat mudah di pahami. Karena kadangkala maksud suatu ayat itu bergantung pada asbabun nuzul-nya.
.
12. Ilmu Nasikh Mansukh, Dengan ilmu ini dapat dipelajari suatu hokum uang sudah di hapus dan hokum yang masih tetap berlaku.
.
13. Ilmu Fiqih, Ilmu ini sangat penting dipelajari. Dengan menguasai hokum-hukum yang rinci akan mudah mengetahui hukum global.
.
14. Ilmu Hadist, Ilmu untuk mengetahui hadist-hadist yang menafsirkan ayat-ayat al Quran.
.
15. Ilmu Wahbi, Ilmu khusus yang di berikan Allah kepada hamba-nya yang istimewa, sebagaimana sabda Nabi Saw..,,
“Barangsiapa mengamalkan apa yang ia ketahui, maka Allah akan memberikan kepadanya ilmu yang tidak ia ketahui.”
.
Juga sebagaimana disebutkan dalam riwayat, bahwa Ali r.a. pernah ditanya oleh seseorang, “Apakah rasulullah telah memberimu suatu ilmu atau nasihat khusus yang tidak di berikan kepada orang lain?” Maka ia menjawab, “Demi Allah, demi Yang menciptakan Surga dan jiwa. Aku tidak memiliki sesuatu yang khusus kecuali pemahaman al Quran yang Allah berikan kepada hamba-Nya.” Ibnu Abi Dunya berkata, “Ilmu al Quran dan pengetahuan yang didapat darinya seperti lautan yang tak bertepi.
.
Ilmu-ilmu yang telah diterangkan di atas adalah alat bagi para mufassir al Quran. Seseorang yang tidak memiliki ilmu-ilmu tersebut lalu menfsirkan al Quran, berarti ia telah menafsirkannya menurut pendapatnya sendiri, yang larangannya telah di sebutkan dalam banyak hadist. Para sahabat telah memperoleh ilmu bahasa Arab secara turun temurun, dan ilmu lainnya mereka dapatkan melalui cahaya Nubuwwah.
.
Iman Suyuthi rah.a. berkata, “Mungkin kalian berpendapat bahwa ilmu Wahbi itu berada di luar kemampuan manusia. Padahal tidak demikian, karena Allah sendiri telah menunjukkan caranya, misalnya dengan mengamalkan ilmu yang dimiliki dan tidak mencintai dunia.”
.
Tertulis dalam Kimia’us Sa’aadah bahwa ada tiga orang yang tidak akan mampu menafsirkan al Quran:
.
(1) Orang yang tidak memahami bahasa Arab.
.
(2) Orang yang berbuat dosa besar atau ahli bid’ah, karena perbuatan itu akan membuat hatinya menjadi gelap dan menutupi pemahamannya terhadap al Quran.
.
(3) Orang yang dalam aqidahnya hanya mengakui makna zhahir nash. Jika ia membaca ayat-ayat al Quran yang tidak sesuai dengan pikirannya (logikanya), maka ia akan gelisah. Orang seperti ini tidak akan mampu memahami al Quran dengan benar.
Wallohu a’lam
Al-Faqir Nik Bakri

Ulama Yang Membawa Ideologi Penjajah



Firman Allah SWT:

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat; “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah di bumi”.
[Al-Baqarah:30]
Islam adalah agama yang merangkumi segala aspek kehidupan termasuk pemerintahan. Di dalam ayat di atas menunjukkan bahawa tugas manusia bukan sahaja dalam bab ibadat tetapi juga dalam bab pemerintahan.
Kefahaman bahawa urusan politik tidak ada kena mengena dengan agama bukan dari ajaran Islam. Ia datang dari Kristian. Ia dibawa oleh penjajah ke setiap tanah jajahannya. Penjajah menetapkan urusan agama setakat bab nikah cerai, bahagi pusaka, jagaan anak, tengok anak bulan, urus masjid sahaja. Urusan jaga keamanan, ekonomi, politik, undang-undang serahkan sahaja kepada penjajah.
Selepas kejatuhan Uthmaniyah, era 20an muncul seorang Ulama al-Azhar bernama Ali Abdul Raziq, menulis sebuah buku bertajuk Islam wa usul Hukm (Islam dan dasar pemerintahan). Buku tersebut telah membawa ideologi sekular penjajah dengan menyatakan urusan pemerintahan tidak ada kena mengena dengan Islam. Apa yang dibuat oleh Nabi tidak bersangkut paut dengan Madinah.
Majlis Ulama Azhar yang dipimpin Syeikh al-Khadr Khusain pada waktu itu telah memanggil Ali Abdul Raziq dalam sebuah pertemuan. Ketika dia hadir memberi salam, tidak ada seorangpun yang menjawabnya. Lalu beliau dibicarakan, dipersoalkan berkait tulisan beliau itu. Selepas banyak soalan yang tidak dapat dijawab, akhirnya Ali Abdul Raziq dilucutkan jawatannya serta ijazah ditarik balik.
Muncul pula selepas itu seorang ulama yang menulis menyokong tulisan Ali Abdul Raziq bernama Khalid Muhammad Khalid. Beliau menulis sebuah buku bertajuk Min Huna Nabda (Dari Sini Kita Bermula) menyatakan unsur sekularisme di dalam Islam. Tulisan beliau telah disanggah oleh Syeikh Muhammad Al-Ghazali dengan sebuah buku bertajuk Min Huna Na’lam (Dari Sini Kita Mengetahui).
Di akhir umurnya, Khalid Muhammad insaf dan bertaubat lalu menarik balik tulisannya. Beliau lalu menulis sebuah lagi buku bertajuk Rijal Haulu Rasul (Lelaki-lelaki Sekeliling Rasul) sebagai menebus kesalahannya yang lalu.
Namun pemikiran mereka tersebar ke seluruh pelusuk dunia. Penjajah menyebarkan buku-bukunya, menterjemah dalam pelbagai bahasa (termasuk bahasa melayu) sehingga mempengaruhi pemikiran orang Islam.(Alang Ibn Shukrimun)

Terkadang

Tuesday 1 November 2016


Terkadang
------"""-------

Terkadang
Dalam meniti
Batas kehidupan

Kita jadi Leka
Kita jadi Lalai
Kita jadi Alpa
Kita Terkulai
di ulik mimpi
Kenapa...
Mengapa...

Terkadang
Airmata bergenang
Kita pun Sedih
Kita pun Berduka
Kita pun Terluka
Lalu Terlena
Kenapa...
Mengapa..

Terkadang
Arus Duniawi
Datang menerpa
Kita jadi Sombong
Kita jadi Takbur
Malah Angkuh
Seolah kita Buta
Pekak dan Bisu
Kita punya Mata
Kita punya Telinga
Namun
Segala pancaindera
Lesu dan kaku
Kenapa...
Mengapa...

Terkadang
Mentari suram sinarnya
Kita seolah
Tanpa Petunjuk
Tanpa Hidayah
Tanpa Pedoman
Walau pun
Kita punya Allah
Walaupun
Kita punya Rasul
Malah
Kita jua punya
Panduan Al-Quran
Kenapa...
Mengapa...

Terkadang
Lautan gunung
Dan impian
Menjadi saksi
Segala galanya
Kita punya Rumah
Kita punya Kereta
Kita punya Pangkat
Kita punya Perniagaan
Kita Punya Nama
Kita punya Kedudukan
Malah
Kita jua
Punya Anak dan Isteri
Kenapa...
Mengapa...

Namun
Tiba masanya
Kita Khilaf
Tanpa Hidayah
Tanpa Petunjuk  
Tanpa Pedoman

Dalam
Melusuri kehidupan ini
Kita Sihat
Kita Bijak
Kita Cantik
Kita Cerdik
Kita Belajar
Lalu menjadi Terpelajar
Hingga mampu Mengajar
Hingga mampu Mendidik
Hingga mampu Mentarbiah
Agungnya anugerah-Mu
Tuhan
Kenapa...
Mengapa...

Ku tujukan
Buat semua
Yang Cinta dan Kasih
Pada Agama
Pada Iman
Pada Takwa
Pasti Kau ketemui
JALAN KEBENARAN.

Kitab Hadis Online

Muhasabah Cintaku

Wahai pemilik nyawaku
Betapa lemah diriku ini
Berat ujian dariMu
Ku pasrahkan semua padaMu

Tuhan baru ku sadar
Indah nikmat sehat itu
Tak pandai aku bersyukur
Kini ku harapkan cintaMu

Kata-kata cinta terucap indah
Mengalir berdzikir di kidung doaku
Sakit yang ku rasa
Biar jadi penawar dosaku

Butir-butir cinta air mataku
Teringat semua yang Kau beri untukku
Ampuni khilaf dan salah selama ini
Ya Illahi (ya Ilahi) muhasabah cintaku

Tuhan kuatkan aku
Lindungiku dari putus asa
Jika ku harus mati
Pertemukan aku denganMu

Kata-kata cinta terucap indah
Mengalir berdzikir di kidung doaku
Sakit yang ku rasa
Biar jadi penawar dosaku (dosaku)

Butir-butir cinta air mataku
Teringat semua yang Kau beri untukku
Ampuni khilaf dan salah selama ini
Ya Illahi (ya Ilahi) muhasabah cintaku

Kata-kata cinta terucap indah
Mengalir berdzikir di kidung doaku
Sakit yang ku rasa
Biar jadi penawar dosaku (dosaku)

Butir-butir cinta air mataku
Teringat semua yang Kau beri untukku
Ampuni khilaf dan salah selama ini
Ya Illahi (ya Ilahi) muhasabah cintaku

Teknik Atasi Stress


1. Jumpa kaunselor sekolah

2. Alih pandangan kepada yang relaks(tengok ikan dalam akuarium)

3. Banyakkan berdoa

4. Laksanakan latihan fizikal-jalan 5 minit.

5. Menyusun keutamaan tugas.
6. Tulis perasaan/cakap dalam pita rakaman.

7. Dapatkan sokongan emosi dan orang lain.

8. Mandi dalam air suam.

9. Teknik besarkan situasi ke tahap tahap tak masuk akal.
10. Melihat dari segi positif.

11. Menguasai kehidupan anda-menyelesaikan masalah.
12. Tetapkan semua matlamat yang relistik.

13. Ingat peranan anda di dunia.
 

Anjung Ilmu

Jagalah Hati ...

Jagalah Hati ...
Ketahuilah, bahawa di dalam badan itu ada seketul daging, apabila ia baik, baiklah seluruh badan, dan apabila ia rosak, rosaklah semuanya, ketahuilah, itulah dia hati." (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim)

Kalam Murabbi

Kalam Murabbi

Surah Sajadah

Surah Yaasin